Monday, October 15, 2012

Pengertian dan Tujuan Psikologi Lintas Budaya Serta Perbandingan Dengan Ilmu Lain


  • Psikologi lintas budaya adalah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai hubungan-hubungan di antara ubaha psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis; serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.
Menurut Segall, Dasen dan Poortinga, psikologi lintas-budaya adalah kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif sederhana dan memunculkan banyak persoalan. Sejumlah definisi lain mengungkapkan beberapa segi baru dan menekankan beberapa kompleksitas: Riset lintas-budaya dalam psikologi adalah perbandingan sistematik dan eksplisit antara variabel psikologis di bawah kondisi-kondisi perbedaan budaya dengan maksud mengkhususkan antesede-anteseden dan proses-proses yang memerantarai kemunculan perbedaan perilaku.

  • TUJUAN PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA
Psikologi Lintas Budaya memiliki tujuan yaitu untuk melihat manusia dan perilakunya dengan kebudayaan yang ada dan sangat beragam. Untuk mencari persamaan dan perbedaan dalam fungsi-fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik. Juga untuk melihat kedua perilaku universal dan perilaku unik untuk mengidentifikasi cara dimana budaya memberikan dampak terhadap perilaku kita, kehidupan keluarga, pendidikan, pengalaman sosial dan daerah lainnya.

  • HUBUNGAN PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA DENGAN ILMU LAIN
Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Jadi hubungan Psikologi lintas budaya dengan ilmu ekologi adalah melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok entnik berdasarkan interaksi antara organisme dengan lingkungannya.

Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Biologi
Biologi atau ilmu hayat adalah ilmu yang mempelajari aspek fisik kehidupan. Jadi hubungan Psikologi lintas budaya dengan ilmu biologi adalah melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok entnik dengan mempelajari aspek kehidupan fisik makhluk hidup.

Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Sosiologi
     Menurut Soejono Sukamto, Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat. Jadi hubungan Psikologi lintas budaya dengan ilmu sosiologi adalah melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai buadaya dan kelompok etnik yang berada dalam suatu kehidupan masyarakat.

Sumber:

Transmisi Budaya Serta Awal Perkembangan Pengasuhan


  • Pengertian Transmisi Budaya

Pewarisan budaya dapat disamakan dengan istilah transmisi kebudayaan. Transmisi budaya merupakan kegiatan pengiriman atau penyebaran pesan dari generasi yang satu ke generasi yang lain tentang sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sulit diubah. Cultural transmission is the way a group of people or animals within a society or culture tend to learn and pass on new information.

  • Berikut adalah beberapa bentuk Transmisi budaya, yaitu:

1. Enkulturasi
Mengacu pada proses dengan mana kultur (budaya) ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen. Orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan lembaga pemerintahan merupakan guru-guru utama dibidang kultur. Enkulturasi terjadi melalui mereka.
2. Akulturasi
Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila sekelompok imigran  kemudian berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan rumah), kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-nilai, cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah.
3. Sosialisasi
Sosisalisasi adalah proses pemasyarakatan, yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi anggota.
Sosialisasi mengacu pada seluruh proses sosial yang terjadi didalam masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

  • Awal Pengembangan dan Pengasuhan dan Pola Kelekatan Ibu atau Pengasuh
Transmisi budaya dapat terjadi sesuai dengan awal pengembangan dan pengasuhan yang terjadi pada masing-masing individu terutama pada pengasuhan seorang ibu kepada anaknya. Dimana proses seperti Enkulturasi ataupun Akulturasi yang mempengaruhi perkembangan psikologis individu tergantung bagaimana individu mendapat pengasuhan dan bagaimana lingkungan yang diterimanya, bagaimana seorang ibu menetapkan aturan-aturan atau tata cara kepada anak sehingga membentuk kepribadian anak tersebut. Individu tidak mampu berdiri sendiri, melainkan hidup dalam hubungan antar sesama individu. Dengan demikian dalam hidup dan kehidupannya manusia selalu mengadakan kontak dengan manusia lain. Karena itu manusia sebagai individu juga merupakan makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat.

Transmisi budaya memiliki fokus dan konsentrisitas pada tiga misi, yaitu:
  • menanamkan (juga menggagas, mengkreasi, apabila publik belum memiliki bibit dan potensi keunggulan);
  • mengembangkan (dengan inovasi dan adaptasi, apabila masyarakat telah memiliki benih-benih keunggulan yang kemudian diperluas dan ditingkatkan); dan
  • memantapkan (juga melestarikan dan konservasi, apabila masyarakat telah mengembangkan tradisi keunggulan secara padu dan bersama).

  • Sumber :
Manan, Imran, Ph. D. 1989. Antropologi Pendidikan: Suatu Pengantar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Sunday, October 14, 2012

Akulturasi dan Relasi Internakultural

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain.

  • Contoh akulturasi : Saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa, sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa Jawa. Ini terjadi di acara Simfoni Semesta Raya.
  • Contoh 2 : bila sekelompok imigran kemudian berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan rumah), kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-nilai, cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah.
Relasi Internakultural atau Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Menurut Stewart L. Tubbs,komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti rasetnik, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi).Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.
Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi antarbudaya sebagai human flow across national boundaries. Misalnya; dalam keterlibatan suatu konfrensi internasional dimana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan Fred E. Jandt mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya.
Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok. Selanjutnya komunikasi antarbudaya itu dilakukan:
  1. Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya yang membahas satu tema (penyampaian tema melalui simbol) yang sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan.
  2. Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung daripersetujuan antarsubjek yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang sama.
  3. Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita.
  4. Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan pelbagai cara.


Akulturasi dan Relasi Internakultural

Akulturasi dan relasi internakultural atau komunikasi antar budaya sangatlah berpengaruh. seperti yang kita ketahui, akulturasi merupakan proses diterimanya budaya asing ke suatu budaya lama yang semakin lama budaya tersebut diterima oleh tuan rumah dan lama kelamaan tuan rumah pun kulturnya ikut berubah. Proses seperti ini tidak akan berjalan tanpa adanya proses komunikasi antar budaya tersebut. jika budaya tuan rumah tidak memiliki komunikasi, bisa jadi budaya asing tidak akan pernah di terima oleh budaya atau kultur tuan rumah. Namun, dengan adanya komunikasi antar budaya, akulturasi dapat terjadi, hingga saat ini dan sekarang banyak budaya-budaya asing yang juga dicampur dengan budaya asli dijadikan satu atau akulturasi menjadi trend atau terkenal di zaman sekarang ini.



Tuesday, March 20, 2012

Fenomena Kesehatan Mental yang terjadi dalam Masyarakat saat ini

Kali ini saya akan memposting fenomena yang ada di masyarakat saat ini mengenai kesehatan mental. Saya mendapatkan dua contoh kasus dari dua sumber yang berbeda mengenai fenomena yang mempengaruhi kesehatan mental ini. Berikut artikel yang saya dapatkan.


Hati-Hati, Junk Food Pengaruhi Kesehatan Mental!

Hati-Hati, Junk Food Pengaruhi Kesehatan Mental!. Sebuah studi bersama psikiater Spanyol dan ahli gizi yang ditulis di review berita jurnal Science menunjukkan, makanan berlemak berbahaya tidak hanya untuk fisik, tetapi juga kesehatan mental.
Para ilmuwan telah memelajari 1.200 orang dalam kelompok selama enam tahun sebelum mereka menyimpulkan bahwa makanan lemak meningkatkan risiko gangguan depresi.
Pada awal percobaan, kecukupan mental para relawan diuji. Setelah ditemukan tidak ada kelainan pada diri sukarelawan, para ilmuwan mulai memberikan produk dengan apa yang disebut trans-fats (lemak tak jenuh).
Trans-fats yang ditemukan terutama di makanan cepat saji, serta produk-produk buruk yang susah dicerna lainnya. Selama enam tahun, para peserta percobaan telah “jenuh” dengan trans-fats, dan penulis penelitian mengamati keadaan psikologis mereka dengan memerhatikan gender, umur, berat badan, dan kebiasaan buruk.
Pada akhir percobaan, ternyata 650 relawan telah berulang kali memiliki depresi klinis selama enam tahun. Menurut data para ilmuwan, kelompok ini mengonsumsi lemak berbahaya dalam jumlah besar.
Saat ini, psikiater dan ahli gizi berpendapat pecinta junk food menghadapi risiko mengalami gangguan depresi, dan itu adalah 42 persen lebih tinggi daripada orang lain. Demikian seperti ditulis jurnal Science yang dikutip dari Genius Beauty, Kamis (17/3/2011).
Jadi, jangan malas untuk memasak makanan sehat sendiri. Dengan demikian, Anda dapat menghabiskan waktu memasak, dan menghindari berbagai penyakit.

Menikmati Internet Porno Merusak Kesehatan Mental

Para ilmuwan mencermati buruknya kesehatan mental orang-orang yang melakukan kegiatan seksual melalui internet. Mereka menderita depresi, stres dan rasa khawatir dari tingkat menengah hingga tingkat parah
Sebut saja Marcus Squirrell, seorang mahasiswa doktor di Swinburne University of Technology, Melbourne, Australia. Dalam temuannya yang baru-baru ini diliput oleh berbagai media masa dunia, termasuk Itnews, itnews.com.au, 30 Oktober 2008 dengan judul “Internet sex causes depression” (seks internet menyebabkan depresi (kemurungan)).
Berita itu meliput kajian yang melibatkan orang-orang yang membuang-buang waktunya berjam-jam untuk memuaskan nafsunya di dunia maya.
Temuan Squirrel menyebutkan bahwa lebih dari 27% orang penikmat pornografi maya yang diteliti itu mengalami depresi (kemurungan) tingkat menengah hingga tingkat parah. Tiga puluh persen lagi menderita rasa khawatir tingkat tinggi, sedangkan 35 persen lainnya mengalami stress (perasaan tertekan) tingkat menengah hingga tingkat parah.
Mengejutkannya lagi, peneliti asal Australia itu menemukan bahwa orang-orang yang dilibatkan dalam penelitiannya itu ternyata berpendidikan tinggi. Kebanyakan mereka melakukan chatting, terlibat dalam kegiatan seksual melalui kamera komputer, mengunduh video dan gambar, atau mengirimkan email-email porno. Dua belas jam mereka habiskan setiap pekannya untuk kegiatan birahi maya yang merusak mental mereka itu.
Penelitian ini melibatkan 1.325 orang Amerika dan Australia. Dari penelitian itu terlihat bahwa semakin banyak mereka melampiaskan hasrat seksual melalui aneka kegiatan menggunakan internet, semakin tinggi tingkat depresi dan rasa khawatir mereka.
Kesehatan mental sangatlah terkait erat dengan kesehatan tubuh. Gangguan jiwa seperti depresi dan rasa khawatir dapat memperbesar serangan penyakit mematikan seperti gangguan jantung. Demikian temuan ilmuwan asal McGill University dan Université de Montréal, Kanada.
Sebagaimana dilaporkan Sciencedaily.com dengan judul “Depression And Anxiety Can Double Chances Of Heart Ailments” (Depresi dan Rasa Khawatir Dapat Melipatgandakan Kemungkinan Berpenyakit Jantung), rasa khawatir dan depresi parah dapat melipatduakan kemungkinan gangguan jantung yang berulang-ulang pada pasien yang menderita penyakit arteri koroner. [cr/ itnews/sciencedaily]


Artikel Kesehatan Mental


Kali ini saya akan membuat posting mengenai kesehatan mental berikut artikel yang saya dapat mengenai kesehatan mental. Artikel ini didapat dari sumber yang bisa dipercaya. Selamat membaca :)
Kesehatan mental merupakan keinginan wajar bagi setiap manusia seutuhnya, tapi tidaklah mudah mendapatkan kesehatan jiwa seperti itu. Perlu pembelajaran tingkah laku, pencegahan yang dimulai secara dini untuk mendapatkan hasil yang dituju oleh manusia.Untuk menelusurinya diperlukan keterbukaan psikis manusia ataupun suatu penelitian secara langsung atau tidak langsung pada manusia yang menderita gangguan jiwa.Pada dasarnya untuk mencapai manusia dalam segala hal diperlukan psikis yang sehat. Sehingga dapat berjalan menurut tujuan manusia itu diciptakan secara normal.

Pengertian Kesehatan Mental
Istilah “kesehatan mental” diambil dari konsep mental hygiene. Kata “mental” diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahas latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan.Kesehatan mental merupakan bagian dari psikologi agama, terus berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari kondisi masyarakat yang membutuhkan jawaban atas berbagai permasalahan yang melingkupinya.
Dimensi Psikologis Kesehatan Mental
Aspek psikis manusia pada dasarnya merupakan satu kesatuan dengan sistem biologis, sebagai sub sistem dari eksistensi manusia, maka aspek psikis selalu berinteraksi dengan keseluruhan aspek kemanusiaan. Karena itulah aspek psikis tidak dapat dipisahkan untuk melihat sisi jiwa manusia.Ada beberapa aspek psikis yang turut berpengaruh terhadap kesehatan mental, antara lain :
1. Pengalaman awal Pengalaman awal merupakan segenap pengalaman-pengalaman yang terjadi pada individu terutama yang terjadi di masa lalunya. Pengalaman awal ini adalah merupakan bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi kondisi mental individu di kemudian hari.
2. Kebutuhan Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan kesehatan mental seseorang. Orang yang telah mencapai kebutuhan aktualisasi yaitu orang yang mengeksploitasi dan segenap kemampuan bakat, ketrampilannya sepenuhnya, akan mencapai tingkatan apa yang disebut dengan tingkatan pengalaman puncak.Dalam berbagai penelitian ditemukan bahwa orang-orang yang mengalami gangguan mental, disebabkan oleh ketidakmampuan individu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah kebutuhan dasar yang tersusun secara hirarki. Kebutuhan biologis, kebutuhan rasa aman, meliputi kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri, pengetahuan, keindahan dan kebutuhan aktualisasi diri.
Gangguan dan Penyakit Jiwa
1. Psikosomatik Adalah penderita yang menemukan kelainan-kelainan atau keluhan. Pada tubuhnya yang disebabkan oleh faktor-faktor emosional melalui syarat yang menimbulkan perubahan yang tidak mudah pulihnya, misalnya : sulit tidur jika banyak masalah, hilang nafsu makan, makan berlebihan.
2. Kelainan kepribadianPenderita sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Misalnya orang suka meledak emosinya.
3. Retardasi mentalAdalah keterbelakangan atau keterlambatan perkembangan jiwa seseorang.Contoh dalam memahami sesuatu ilmu pengetahuan yang baru di dapat atau kata-kata baru, cara pemahamannya terlalu lama.
4. RasionalisasiDimana penderita sering memutarbalikkan fakta yang bersangkutan dengan ego individunya sendiri atau dalam arti lain memutarbalikkan hati nuraninya sendiri yang mengakibatkan kepercayaan diri hilang.
5. NeurosisAdalah gangguan jiwa yang penderitanya masih dalam keadaan sadar, dengan melalui ketidakberesan tingkah laku, susunan syaraf juga karena sikap seseorang terhadap orang lain.Ciri-ciri neurosis meliputi : sering adanya konflik, reaksi kecemasan, kerusakan aspek-aspek kepribadian, phobia, gangguan pencernaan.Seseorang yang terkena neurosis mengetahui bahwasanya bahwa jiwanya terganggu, baik disebabkan gangguan jasmani dan jiwanya sendiri.
6. PsikosisPada psikosis ini penderita sudah tidak dapat menyadari apa penyakitnya, karena sudah menyerang seluruh keadaan netral jiwanya.Ciri-cirinya meliputi :
♫ Disorganisasi proses pemikiran
♫ Gangguan emosional
♫ Disorientasi waktu, ruang
♫ Sering atau terus berhalusinasi
D. Terapi Gangguan Jiwa
Terapi di sini mengandung arti proses penyembuhan dan pemulihan jiwa yang benar-benar sehat. Di antaranya terapi-terapi yang digunakan meliputi beberapa bentuk :a. Terapi holistic, yaitu terapi yang tidak hanya menggunakan obat dan ditujukan kepada gangguan jiwanya saja, dalam arti lain terapi ini mengobati pasien secara menyeluruhb. Psikoterapi keagamaan, yaitu terapi yang diberikan dengan kembali mempelajari dan mengamalkan ajaran agamac. Farmakoterapi, yaitu terapi dengan menggunakan obat. Terapi ini biasanya diberikan oleh dokter dengan memberikan resep obat pada pasien.d. Terapi perilaku, yaitu terapi yang dimaksudkan agar pasien berubah baik sikap maupun perilakunya terhadap obyek atau situasi yang menakutkan. Secara bertahap pasien dibimbing dan dilatih untuk menghadapi berbagai objek atau situasi yang menimbulkan rasa panik dan takut. Sebelum melakukan terapi ini diberikan psikoterapi untuk memperkuat kepercayaan diri.
KESIMPULAN
Kesehatan mental merupakan faktor terpenting untuk menjalankan kehidupan manusia secara normal. Psikis manusia jika tidak dijaga akan menimbulkan suatu gangguan jiwa yang lambat laun dibiarkan akan menjadi suatu beban yang berat bagi penderitanya. Di antara gangguan psikis meliputi psikosomatik, kelainan kepribadian, retardasi mental, rasionalisasi, neurosis, dan psikosis, yang dari gangguan jiwa itu disebabkan karena ada faktor yang mempengaruhinya meliputi pengalaman awal, proses pembelajaran, dan kebutuhan. Dengan adanya gangguan jiwa karena pengaruh tersebut dibutuhkan terapi penyembuhan sampai manusia dinyatakan benar-benar sehat baik jasmani maupun psikisnya.
Teori-teori kesehatan mental.
  • Alexander Schneider , ilmu Kesehatan mental adalah ilmu yang mengembangkan dan menerapkan seperangkat prinsip yang praktis dan bertujuan untuk mencapai dan memelihara kesejahteraan psikologis organisme manusia dan mencegah gangguan mental serta ketidak kemampuan menyesuaikan diri.
  • Samson, sin dan hofilena ; ilmu kesehatan mental sebagai ilmu yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara fungsi fungsi mental sebagai ilmu yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara fungsi mental yang sehat dan mencegah ketidak mampuan menyesuaikan diri atau kegiatan- kegiatan mental yang kalut.
DAFTAR PUSTAKAMoeljono Notosoedirjo, Latipun, Kesehatan Mental, Universitas Muhammadiyah Malang, 2000.Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, PT. Bulan Bintang, Bandung, 1986, cet ke-7.Sururin, Ilmu Jiwa Agama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, cet. ke-1.